Saya cukup telat menyadari untuk menyimpan foto-foto penting
dan punya memori. Saya baru mulai menyimpan dan meng”organize” foto sejak
kuliah, itupun zaman pertengahan kuliah. Saya mulai menyimpan dengan cukup rapi
foto-foto traveling. Baru foto traveling saja karena waktu itu hanya foto itu
yang saya anggap penting.
Ketika foto-foto itu mulai banyak, saya beli hardisk
external. 1 TB. Kurang. Saya beli lagi 1 TB lagi. Sampai akhirnya punya 3
hardisk.
Kebutuhan storage semakin meningkat ketika kita melebarkan
definisi foto penting yang perlu disimpan. Tidak hanya foto, tapi juga video.
Banyak video bagus dan penting yang kita rasa perlu disimpan.
=========================================================================
Saya masih enjoy untuk simpan foto dan video di hardisk.
Bila foto terlalu besar, saya resize dulu pakai software Fastone Photo Resizer.
Ringan dan gratis. Foto yang dihasilkan 90% sama kualitasnya dengan size yang
berkurang sampai 80%. Dari 5 MB-an menjadi 1 MB-an.
Sampai suatu ketika, beberapa bulan lalu, hardisk saya yang
satu tiba-tiba bermasalah. Tidak bisa dibuka sama sekali. Dicolok ke laptop bisa
nyala, tapi tidak dengan isinya. Padahal hardisk yang satu ini menyimpan foto
pernikahan, foto honeymoon, dan foto-foto lain antara 2017-2019.
Saya sudah cari berbagai cara untuk memulihkannya. Tetap
belum bisa membuka file di hardisk itu. Baru minggu lalu saya akhirnya
memutuskan untuk membawa ke tukang recovery hardisk. Tidak ada jaminan
foto-foto saya itu bisa dipulihkan. Sampai sekarang belum ada kabarnya apakah
bisa direcovery atau tidak.
0 Comments